Oleh: Iqbal Faza Ahmad
Tulisan ini adalah
hasil
refleksi
penulis setelah mengikuti perkuliahan filsafat ilmu
Prof. Marsigit melalui platform youtube. Dari materi yang disampaikan, dijelaskan dualisme pemikiran filosofis tentang rasionalsime dan empirisme serta pertemuan keduanya dalam kritisisme.
Perdebatan antara rasionalisme
dan
empirisme sudah berlangsung sejak lama. Salah satu tokoh rasionalisme adalah Rene Descartes (1596-1650). Descartes terkenal dengan ungkapan Aku berpikir maka aku ada atau Cogito ergo sum. Menurut Descartes berpikir menjadi tanda eksistensi
manusia. Hasil tangkapan indrawi dapat diragukan sebagai suatu ilusi, sebagai mana manusia tidak
bisa membedakan mimpi atau bukan sebelum dirinya
terbangun dari tidur. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan.
Namun proses berpikir atau keraguan yang
mendorong munculnya
pertanyaan tidak bisa diragukan, maka
keraguan tersebut menjadi tanda
bahwa manusia itu benar-benar nyata. Oleh karena itu Descartes juga dikenal sebagai tokoh aliran
skeptisisme.
Diantara tokoh empirisme yang memiliki pengaruh besar adalah David Hume (1711-1776).
Bagi aliran ini pengetahun yang dimiliki manusia
berasal dari pengalaman indrawi. Aliran ini
menolak hal-hal metafisik. Perdebatan panjang empirisme dan rasionalisme
ditengahi oleh
Immanuel Kant (1724-1804).
Salah
satu
hasil pemikiran filosofis Kant adalah mengurai struktur
pengetahuan manusia
yang memiliki kedua aspek dari rasionalisme dan empirisme. Kant menggunakan isitilah analitik apriori sebagai ciri dari struktur ide
dan
istilah sintetis aposteriori sebagai ciri dari struktur penegetahuan empirik.
Pemikiran Kant kemudian
dikenal dengan filsafat kritisisme.
Pemikiran tersebut tertuang dalam karya magnum opusnya yang diberi judul kritik akal budi murni. Dalam karyanya
tersebut
Kant banyak berbicara tentang metafisika. Menurutnya
perdebatan tentang metafisika sudah
berlangsung sejak
dulu dan tidak pernah berakhir.
Salah
satu
proyek besar Immanuel Kant adalah bagaimana menjadikan metafisika sebagai ilmu pengetahuan. Para
filosof memiliki perbedaan
pandangan dalam pemikiran
mereka tentang metafisika.
Hal
ini menjadikan metafisika tidak
berkembang sebagaimana bidang pengetahuan lain yang terus maju berkembang.
Langkah awal yang
dilakukan
Kant
adalah merumuskan
pengertian baru tentang
metafisika. Kant memberi definisi metafisika sebagai hal-hal yang memungkinkan indrawi. Kant melakukan peneltian tentang struktur-struktur pikiran. Salah satu hasil pemikiran Kant adalah
membongkar
batas-batas rasionalisme
dan
empirisme dan meyimpulkan bahwa keduanya
kedua
memiliki kebenaran di satu sisi dan kesalahan di sisi lainnya. Pengetahuan manusia ada yang
memiliki karakteristik analitik apriori yang bernuansa rasional dan juga ada yang memiliki
karakter sintetis aposteriori yang sangat empiri
tulisan yang bagus kak. ditunggu karya selanjutnya. semangat kak
BalasHapus