Kritik Akal Budi Murni: Kritisisme Pemikiran Immanuel Kant (Filsafat Ilmu Marsigit)

          Oleh: Iqbal Faza Ahmad Sejauh perkembangan pengatahuan manusia tidak bisa dilepaskan dari pengalaman manusia itu sendiri. Indra manusia menangkap kesan yang ditampilkan objek yang berada di sekitarnya. Dari objek-objek tersebut kemudian menghasilkan representasi, sebagian membangkitkan kekuatan pemahaman menjadi aktivitas, membandingkan dan menghubungkan, atau memisahkan. Konversi kesan yang ditangkap indra menjadi sebuah pengetahuan disebut sebagai pengalaman. Kritisisme kant dapat dianggap sebagai suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme mendasarkan unsur apriori dalam pengenalan, unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman. Adapun empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, yang berarti unsur-unsur dari pengalaman (seperti locke yang menganggap rasio sebagai lembaran putih). Menurut Kant, baik rasionalisme maupun empirisme adalah berat sebelah. Immanuel Kant memulai dengan sebuah pertanyaan yang tidak bisa langsung dija

Dinamika Pemikiran Filsafat (Filsafat Ilmu Prof. Marsigit)


 Oleh: Iqbal Faza Ahmad

Tulisan ini adalah hasil refleksi penulis setelah mengikuti perkuliahan filsafat ilmu Prof. Marsigit melalui platform youtube. Dari materi yang disampaikan, dijelaskan dualisme pemikiran filosofis tentang rasionalsime dan empirisme serta pertemuan keduanya dalam kritisisme.

Perdebatan antara rasionalisme dan empirisme sudah berlangsung sejak lama. Salah satu tokoh rasionalisme adalah Rene Descartes (1596-1650). Descartes terkenal dengan ungkapan Aku berpikir maka aku ada atau Cogito ergo sum. Menurut Descartes berpikir menjadi tanda eksistensi manusia. Hasil tangkapan indrawi dapat diragukan sebagai suatu ilusi, sebagai mana manusia tidak bisa membedakan mimpi atau bukan sebelum dirinya terbangun dari tidur. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan. Namun proses berpikir atau keraguan yang mendorong munculnya pertanyaan tidak bisa diragukan, maka keraguan tersebut menjadi tanda bahwa manusia itu benar-benar nyata. Oleh karena itu Descartes juga dikenal sebagai tokoh aliran skeptisisme.

Diantara tokoh empirisme yang memiliki pengaruh besar adalah David Hume (1711-1776). Bagi aliran ini pengetahun yang dimiliki manusia berasal dari pengalaman indrawi. Aliran ini menolak hal-hal metafisik. Perdebatan panjang empirisme dan rasionalisme ditengahi oleh Immanuel Kant (1724-1804). Salah satu hasil pemikiran filosofis Kant adalah mengurai struktur pengetahuan manusia yang memiliki kedua aspek dari rasionalisme dan empirisme. Kant menggunakan isitilah analitik apriori sebagai ciri dari struktur ide dan istilah sintetis aposteriori sebagai ciri dari struktur penegetahuan empirik.

Pemikiran Kant kemudian dikenal dengan filsafat kritisisme. Pemikiran tersebut tertuang dalam karya magnum opusnya yang diberi judul kritik akal budi murni. Dalam karyanya tersebut Kant banyak berbicara tentang metafisika. Menurutnya perdebatan tentang metafisika sudah berlangsung sejak dulu dan tidak pernah berakhir. Salah satu proyek besar Immanuel Kant adalah bagaimana menjadikan metafisika sebagai ilmu pengetahuan. Para filosof memiliki perbedaan pandangan dalam pemikiran mereka tentang metafisika. Hal ini menjadikan metafisika tidak berkembang sebagaimana bidang pengetahuan lain yang terus maju berkembang.

Langkah awal yang dilakukan Kant adalah merumuskan pengertian baru tentang metafisika. Kant memberi definisi metafisika sebagai hal-hal yang memungkinkan indrawi. Kant melakukan peneltian tentang struktur-struktur pikiran. Salah satu hasil pemikiran Kant adalah membongkar batas-batas rasionalisme dan empirisme dan meyimpulkan bahwa keduanya kedua memiliki kebenaran di satu sisi dan kesalahan di sisi lainnya. Pengetahuan manusia ada yang memiliki  karakteristik  analitik  apriori  yang  bernuansa rasional  dan  juga ada yang  memiliki karakter sintetis aposteriori yang sangat empiri


Komentar

Posting Komentar